Bukti Politik Lotito
Lazio juara Coppa Italia! Setelah melalui duel 120 menit plus drama adu penalti yang menegangkan, Gli Aquilotti sukses menaklukkan Sampdoria 1-1 (6-5), Rabu (13/5) di Olimpico Roma.

Lazio, menjuarai Coppa Italia di tengah keterbatasan.
Gelar ini adalah penghiburan buat Lazio, yang terpuruk di Serie A. Sekarang Gli Aquilotti tidak bisa lagi dibilang gagal dalam perjalanan musim kompetisi 2008/09.
Presiden Claudio Lotito tampak larut dalam pesta di atas lapangan. Ia begitu emosional memeluki pemain-pemainnya. Tak heran, kesuksesan ini juga berarti khusus buat Lotito.
Inilah bukti bahwa politik yang dipakainya memimpin Lazio bisa membawa hasil. Politik itu padahal terus dihina oleh tifosi. Laziali merasa cara Lotito, yang dipenuhi agenda penghematan keuangan, tidak akan pernah membuat Lazio menjadi besar lagi seperti di akhir era 1990-an dan awal 2000-an.
Lotito datang ke Lazio tahun 2004 ketika klub ini terancam bangkrut setelah ditinggal Sergio Cragnotti dan perusahaan sponsornya, Cirio. Lotito menggelar politik yang bertujuan menyelamatkan keuangan Gli Aquilotti.
Penghematan dilakukan di mana-mana. Lazio memberlakukan salary cap. Mereka tidak mau lagi membeli pemain-pemain mahal seperti era Cragnotti.
Mayoritas tifosi tidak senang melihat Lazio hanya merekrut pemain-pemain tak dikenal. Politik Lotito mereka anggap tidak akan pernah berhasil.
Lima tahun berselang dan pemain-pemain yang tadinya tak dikenal seperti Mauro Zarate dan Nestor Muslera menjadi pahlawan Lazio merebut trofi pertama mereka di bawah kepemimpinan Lotito. Zarate mencetak gol Lazio di waktu normal, sementara Muslera menggagalkan dua eksekusi Sampdoria dalam adu penalti.
Inilah bukti dari Lotito. Dengan skuad yang sebagian besar diisi pemain-pemain murah dan muda, Lazio ala Lotito ternyata juga bisa meraih gelar juara walaupun baru sebatas Coppa Italia.
"Ketika Anda memiliki keinginan yang kuat dalam bekerja dan kemudian malam seperti ini datang, Anda akan merasa sangat puas," ujar pelatih Delio Rossi mewakili bosnya di Football Italia.
Sekarang suara tifosi yang mengejek politik Lotito dipastikan akan berkurang. Bukti sudah tersaji bahwa di tengah keterbatasannya, Lazio tetap mampu meraih hasil terbaik. Masa depan cerah dimiliki skuad yang ada sekarang, skuad yang telah menegaskan keberhasilan politik Lotito. (Dwi Widijatmiko)
---REKAMAN FINAL COPPA ITALIA---
--------------------------------------------------------
LAZIO VS SAMPDORIA 1-1
(Lazio menang adu penalti 6-5)
Waktu: Rabu, 13 Mei (20.45)
Stadion: Olimpico
Penonton: 68.000
Wasit: Roberto Rosetti
Gol: 1-0 Zarate 4’, 1-1 Pazzini 31’
Adu Penalti: Cassano 0-0, Ledesma 1-0, Palombo 1-1, Rocchi 1-1, Pazzini 1-2, Rozehnal 2-2, Gastaldello 2-3, Kolarov 3-3, Accardi 3-4, Zarate 4-4, Delvecchio 4-5, Lichtsteiner 5-5, Campagnaro 5-5, Dabo 6-5
Kartu Kuning: Foggia 8’, Siviglia 54’ (L); Lucchini 26’, Accardi 61’, Delvecchio 100’, Palombo 108’, Gastaldello 110’, Campagnaro 120' (S)
Kartu Merah: ---
Tembakan ke Gawang: 3-2
Tembakan Melebar: 11-5
Penguasaan Bola: 53%-47%
Pelanggaran: 26-36
Sepak Pojok: 8-3
LAZIO (4-4-2) 86-Muslera; 2-Lichtsteiner, 13-Siviglia, 22-Rozehnal, 3-Kolarov; 5-Brocchi (29-De Silvestri 103’), 24-Ledesma, 6-Dabo, 17-Foggia (81-Del Nero); 19-Pandev (18-Rocchi 73’), 10-Zarate. Cadangan: 1-Carrizo; 32-Radu, 87-Diakite, 11-Mauri. Pelatih: Delio Rossi.
SAMPDORIA (3-5-2) 1-Castellazzi; 16-Campagnaro, 6-Lucchini (28-Gastaldello 98’), 5-Accardi; 23-Stankevicius, 21-Sammarco (88-Dessena 91’), 17-Palombo, 19-Franceschini (40-Delvecchio 87’), 46-Pieri; 99-Cassano, 10-Pazzini. Cadangan: 83-Mirante; 84-Raggi, 20-Padalino, 89-Marilungo. Pelatih: Walter Mazzarri.
Sumber :
http://bolanews.com/edisi-cetak/italia5.htm
Sumber Foto :
http://www.detiksport.com/sepakbola/readfoto/2009/05/14/081608/1131154/548/8/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar